Queue dengan SRC-NAT dan WEB-PROXY

Pada penggunaan queue (bandwidth limiter), penentuan CHAIN pada MENGLE sangat
menentukan jalannya sebuah rule. Jika kita memasang SRC-NAT dan WEB-PROXY
pada mesin yang sama, sering kali agak sulit untuk membuat rule QUEUE yang
sempurna. Penjelasan detail mengenai pemilihan CHAIN, dapat dilihat pada manual
Mikrotik di sini.
Percobaan yang dilakukan menggunakan sebuah PC dengan Mikrotik RouterOS versi
2.9.28. Pada mesin tersebut, digunakan 2 buah interface, satu untuk gateway yang
dinamai PUBLIC dan satu lagi untuk jaringan lokal yang dinamai LAN.
[admin@instaler] > in pr
Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU
0 R public ether 0 0 1500
1 R lan wlan 0 0 1500
Dan berikut ini adalah IP Address yang digunakan. Subnet 192.168.0.0/24 adalah
subnet gateway untuk mesin ini.
[admin@instaler] > ip ad pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 192.168.0.217/24 192.168.0.0 192.168.0.255 public
1 172.21.1.1/24 172.21.1.0 172.21.1.255 lan
Fitur web-proxy dengan transparan juga diaktifkan.
[admin@instaler] > ip web-proxy pr
enabled: yes
src-address: 0.0.0.0
port: 3128
hostname: “proxy”
transparent-proxy: yes
parent-proxy: 0.0.0.0:0
cache-administrator: “webmaster”
max-object-size: 4096KiB
cache-drive: system
max-cache-size: none
max-ram-cache-size: unlimited
status: running
reserved-for-cache: 0KiB
reserved-for-ram-cache: 154624KiB
Fungsi MASQUERADE diaktifkan, juga satu buah rule REDIRECTING untuk
membelokkan traffic HTTP menuju ke WEB-PROXY
[admin@instaler] ip firewall nat> pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
0 chain=srcnat out-interface=public
src-address=172.21.1.0/24 action=masquerade
1 chain=dstnat in-interface=lan src-address=172.21.1.0/24
protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128
Berikut ini adalah langkah terpenting dalam proses ini, yaitu pembuatan MANGLE. Kita
akan membutuhkan 2 buah PACKET-MARK. Satu untuk paket data upstream, yang
pada contoh ini kita sebut test-up. Dan satu lagi untuk paket data downstream, yang
pada contoh ini kita sebut test-down.
Untuk paket data upstream, proses pembuatan manglenya cukup sederhana. Kita bisa
langsung melakukannya dengan 1 buah rule, cukup dengan menggunakan parameter
SRC-ADDRESS dan IN-INTERFACE. Di sini kita menggunakan chain prerouting. Paket
data untuk upstream ini kita namai test-up.
Namun, untuk paket data downstream, kita membutuhkan beberapa buah rule. Karena
kita menggunakan translasi IP/masquerade, kita membutuhkan Connection Mark. Pada
contoh ini, kita namai test-conn.
Kemudian, kita harus membuat juga 2 buah rule. Rule yang pertama, untuk paket data
downstream non HTTP yang langsung dari internet (tidak melewati proxy). Kita
menggunakan chain forward, karena data mengalir melalui router.
Rule yang kedua, untuk paket data yang berasal dari WEB-PROXY. Kita menggunakan
chain output, karena arus data berasal dari aplikasi internal di dalam router ke mesin di
luar router.
Paket data untuk downstream pada kedua rule ini kita namai test-down.
Jangan lupa, parameter passthrough hanya diaktifkan untuk connection mark saja.
[admin@instaler] > ip firewall mangle print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
0 ;;; UP TRAFFIC
chain=prerouting in-interface=lan
src-address=172.21.1.0/24 action=mark-packet
new-packet-mark=test-up passthrough=no
1 ;;; CONN-MARK
chain=forward src-address=172.21.1.0/24
action=mark-connection
new-connection-mark=test-conn passthrough=yes
2 ;;; DOWN-DIRECT CONNECTION
chain=forward in-interface=public
connection-mark=test-conn action=mark-packet
new-packet-mark=test-down passthrough=no
3 ;;; DOWN-VIA PROXY
chain=output out-interface=lan
dst-address=172.21.1.0/24 action=mark-packet
new-packet-mark=test-down passthrough=no
Untuk tahap terakhir, tinggal mengkonfigurasi queue. Di sini kita menggunakan queue
tree. Satu buah rule untuk data dowstream, dan satu lagi untuk upstream. Yang penting
di sini, adalah pemilihan parent. Untuk downstream, kita menggunakan parent lan,
sesuai dengan interface yang mengarah ke jaringan lokal, dan untuk upstream, kita
menggunakan parent global-in.
[admin@instaler] > queue tree pr
Flags: X - disabled, I - invalid
0 name=”downstream” parent=lan packet-mark=test-down
limit-at=32000 queue=default priority=8
max-limit=32000 burst-limit=0
burst-threshold=0 burst-time=0s
1 name=”upstream” parent=global-in
packet-mark=test-up limit-at=32000
queue=default priority=8
max-limit=32000 burst-limit=0
burst-threshold=0 burst-time=0s
Variasi lainnya, untuk bandwidth management, dimungkinkan juga kita menggunakan
tipe queue PCQ, yang bisa secara otomatis membagi trafik per client.


0 Response to "Queue dengan SRC-NAT dan WEB-PROXY"

Posting Komentar

tinggalkan pesan

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme